Hari Santri Nasional atau dikenal HSN merupakan momentum pengakuan negara atas sejarah peran santri, kiai dan pesantren yang telah berkontribusi besar dalam merebut kemerdekaan Indonesia.
Dalam acara peluncuran hadir Ketua Umum PBNU KH. Said Aqil Siradj, Rais Aam PBNU Prof Ma'ruf Amin, Ketua RMI Abdul Ghaffar Rozin, Wakil Ketua Umum PBNU KH Maksum Machfoedz dan beberapa perwakilan dari Polri, Kemendagri serta Kemenkopolhukam.
Ketua Panitia Grand Launching Hari Santri 2017, Ahmad Athoillah, mengatakan bahwa sejak dulu santri adalah kelompok yang mandiri sejak dari masa menempuh pendidikan di pesantren. Kata dia, rela jauh dari asuhan orangtua untuk mengaji kepada kiai hingga bertahun-tahun.
"Karena itu lah dalam Grand Launching Hasan 2017 kali ini, kami mengambil tema 'Santri Mandiri, NKRI Hebat'," ujar dia seperti dikutip dari Republika dalam acara grand launching Hari Santri 2017 di Kantor PBNU, Jakarta Pusat, Kamis (10/8/2017).
Menurutnya, menjadi santri Indonesia sama dengan ikhlas memperjuangkan eksistensinya hingga titik darah pengahabisan. Kata dia, santri tak mengenal rumus anti-Pancasila, apalagi anti-nasionalisme.
"Tema momen Hari Santri Nasional 2017 ini sekaligus penegasan bahwa radikalisme atas nama agama, ideologi khilafah anti Pancasila, bukanlah madzhab santri Nusantara," ucapnya.
Ia menjelaskan bahwa seorang santri selalu dekat dengan ulama apapun profesinya. Santri selalu hidup mandiri tanpa mengeluh atau pun menuntut, serta tidak menyebar kebencian kepada negara. Menurut dia, santri selalu merasa wajib menjadi penjaga rumah besar di NKRI.
"Tanpa selalu berebut isi rumahnya dari kelompok etnis, suku, RAS dan pemeluk agama lain," katanya. (TB3).
Sumber : Tabayuna.com
EmoticonEmoticon