Kiyai
Bisri Mustofa ingin, saat memasuki alam akhirat nanti dalam keadaan benar-benar
siap. Karena itu beliau “merancang macam-macam skenario” untuk menghadapi
berbagai kemungkinan. Diantaranya adalah skenario apabila malaikat mencegatnya di
pintu sorga.
KIYAI BISRI : Kenapa?
MALAIKAT : Sorga ini
disediakan untuk muttaqin… sampeyan tidak termasuk.
KIYAI BISRI : (Garuk-garuk
kepala) Waduhh…
MALAIKAT : Sekarang
sampeyan saya bawa ke neraka!
KIYAI BISRI : Lho! Lho!
Lho! Nanti dulu… nanti dulu… saya ini kiyai je!
MALAIKAT : Nggak perduli!
Kalau nggak bisa ke sorga ya berarti ke neraka! Nggak ada tempat lain!
KIYAI BISRI : Nanti dulu…
nanti dulu… sareh… Ya saya akui kalau sorga ini disediakan untuk muttaqin… saya
juga ngrumangsani kalau saya ini belum… Yah… gimana lagi… tapi ya jangan
grusa-grusu begitu to! Dirembug dulu… dirembug dulu… sama teman sendiri itu
dirembug dulu… gimana baiknya gitu lho!
MALAIKAT : Dirembug
dirembug gimana?
KIYAI BISRI : Begini lho…
kalau sekarang saya sampeyan cegati ya sudah… saya trimo… tapi ‘kan sampeyan
tahu, ada satu hak saya yang belum dikasihkan…
MALAIKAT : Hak apa lagi?
KIYAI BISRI : Hak berkumpul
dengan guru saya, Kiyai Kholil Harun.
MALAIKAT : Lha kok bisa?
KIYAI BISRI : Ya bissa to!
Saya ini dari kecil kehilangan bapak… terus dipelihara guru saya. Tadinya
bodoh, dipinterkan… malah akhirnya dijadikan menantu…
MALAIKAT : Nggak ada
urusan! Itu bukan jaminan!
KIYAI BISRI : Lho bukan
gitunya… tapi saya ini ‘kan terus mencintai guru saya!
MALAIKAT : Memangnya kenapa
kalau sudah gitu?
KIYAI BISARI : Lha kalau
cinta ya kumpul to!
MALAIKAT : Kata siapa?
KIYAI BISRI : Welllhooo… ya
Kanjeng Nabi to! Yuhsyarul mar-u ma’a man ahabb… masak sampeyan nggak tahu?
MALAIKAT : (pikir-pikir) Ya
sudah… sekarang dimana guru sampeyan?
KIYAI BISRI : Ya ayo… kita
cari…
Maka didapatilah Kiyai
Kholil Harun sedang duduk-duduk dengan banyak orang di sebuah taman yang luas
dan indah sekali dan diantara orang-orang itu ada sosok yang berpendar-pendar
cahayanya menyilaukan mata…
KIYAI BISRI : Lha itu apa!
MALAIKAT : Mana?
KIYAI BISRI : Itu yang
guwagah ngguwantheng itu!
MALAIKAT : Yang disitu
semuanya gagah-gagah nggantheng-nggantheng gitu…
KIYAI BISRI : Ck… iittu
lhooo yang sedang jagongan sama Kiyai Abdul Muhaimin Lasem, sama Kiyai Hasyim
Asy’ari, sama Syekh Umar Hamdan…
MALAIKAT : Terus sampeyan
maunya kumpul disitu gitu?
KIYAI BISRI : Lha iyya to?
Hak je… hak je!
MALAIKAT : Itu kan sorga?
KIYAI BISRI : Ya gimana
lagi… bejanya awak saya…. Bukannya saya minta sorga lho iniii! Enggak lhooo!
Saya cuma minta kumpul guru saya lho! Cuma minta hak saya lhooo! Gimana?
MALAIKAT : (Garuk-garuk
kepala) Ya sudah ya sudah… sana…
(Catatan: Skenario ini
disadur dari transkrip salah satu ceramah pengajian Kiyai Bisri Mustofa)
EmoticonEmoticon