Jumat, 01 November 2013
Image www.pondokpesantren.net – Bekasi Jawa Barat. Kementerian Agama melalui Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, Ditjen Pendidikan Islam, akan mengirim 75 orang guru Madrasah Diniyah Takmiliyah dari perwakilan beberapa propinsi se-Indonesia ke Pondok Pesantren al Falah Jepara Jawa Tengah. Ke-75 orang tersebut akan mondok selama sebulan penuh dalam rangka meningkatkan kompetensinya mengakses sumber ajar kitab kuning (al-kutub alturats).
Guru Madrasah Diniyah Takmiliyah tersebut akan memperdalam kemampuan membaca kitab-kitab berbahasa arab sering disebut kitab gundul atau kitab kuning dengan menggunakan Metode Amtsilati. Metode ini merupakan metode hasil ciptaan dan kreasi KH. Luqman Hakim, pengasuh Pondok Pesantren Al Falah.
Di bawah bimbingan Luqman Hakim ini, selain mereka belajar kitab kuning di pesantren juga mereka mempelajari teknik, strategi dan metode pembelajaran Amtsilati langsung dari penulisnya. Diharapkan mereka dapat menerapkan metode pembelajarannya kelak di madrasah diniyahnya masing-masing. Sehingga upaya meningkatkan mutu pembelajaran kitab keagamaan di madrasah diniyah (madin) segera dapat dipercepat.
Para guru Madin tersebut di lepas oleh Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok pesantren, Ace Saefuddin di Hotel Hom Tambun Bekasi (31/10/2013). Tidak lupa Saifuddin berpesan kepada para guru madin agar benar-benar memanfaatkan kegiatan ini untuk meningkatkan kualitas layanan yang bermutu dalam proses pendidikan Madrasah Diniyah Takmiliyah.
Lebih lanjut dikatakan, "Tradisi penguasaan mengakses kitab kuning yang ada di pondok pesantren penting dihidupkan di lingkungan madrasah diniyah karena madrasah diniyah takmiliyah sejatinya merupakan anak kandung dari pesantren". Program ini sebagai upaya untuk memperkuat tafaqquh fiddin dikalangan guru madrasah diniyah.
"Guru diniyah juga harus merasa tertantang untuk menciptakan kreasi dan inovasi lain dalam penguasaan kitab kuning yang cocok dan sesuai dengan suasana pendidikan Madrasah Diniyah Takmiliyah” harap alumnus Pondok Pesantren Al Masthuriyah Sukabumi ini.
Kegiatan pembekalan yang dilaksanakan oleh Subdit Madrasah Diniyah Takmiliyah ini merupakan kegiatan lanjutan dari kegiatan penguatan tradisi kitab kuning di lingkungan Pendidikan Agama dan Keagamaan Islam yang dicanangkan oleh Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren.
Mamat S. Burhanuddin, Kasubdit Pendidikan Diniyah Takmiliyah disela-sela acara pembekalan tersebut mengatakan bahwa para guru akan mendapat tugas untuk membentuk semacam Kelompok Kerja Guru Madrasah Diniyah Takmiliyah (KKG-MDT) selepas mereka mondok di Al Falah untuk mendesiminasikan keterampilan dan kemampuan baca kitab kuning kepada kolega guru lainya di masing masing daerahnya.
Lebih lanjut disampaikan bahwa program penguatan pembelajaran kitab kuning akan ditingkatkan terus menerus dalam rangka mengembalikan ruh madrasah diniyah yang selama ini telah dirasakan manfaatnya dikalangan masyarakat. (Ruchman Basori)
Image www.pondokpesantren.net – Bekasi Jawa Barat. Kementerian Agama melalui Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, Ditjen Pendidikan Islam, akan mengirim 75 orang guru Madrasah Diniyah Takmiliyah dari perwakilan beberapa propinsi se-Indonesia ke Pondok Pesantren al Falah Jepara Jawa Tengah. Ke-75 orang tersebut akan mondok selama sebulan penuh dalam rangka meningkatkan kompetensinya mengakses sumber ajar kitab kuning (al-kutub alturats).
Guru Madrasah Diniyah Takmiliyah tersebut akan memperdalam kemampuan membaca kitab-kitab berbahasa arab sering disebut kitab gundul atau kitab kuning dengan menggunakan Metode Amtsilati. Metode ini merupakan metode hasil ciptaan dan kreasi KH. Luqman Hakim, pengasuh Pondok Pesantren Al Falah.
Di bawah bimbingan Luqman Hakim ini, selain mereka belajar kitab kuning di pesantren juga mereka mempelajari teknik, strategi dan metode pembelajaran Amtsilati langsung dari penulisnya. Diharapkan mereka dapat menerapkan metode pembelajarannya kelak di madrasah diniyahnya masing-masing. Sehingga upaya meningkatkan mutu pembelajaran kitab keagamaan di madrasah diniyah (madin) segera dapat dipercepat.
Para guru Madin tersebut di lepas oleh Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok pesantren, Ace Saefuddin di Hotel Hom Tambun Bekasi (31/10/2013). Tidak lupa Saifuddin berpesan kepada para guru madin agar benar-benar memanfaatkan kegiatan ini untuk meningkatkan kualitas layanan yang bermutu dalam proses pendidikan Madrasah Diniyah Takmiliyah.
Lebih lanjut dikatakan, "Tradisi penguasaan mengakses kitab kuning yang ada di pondok pesantren penting dihidupkan di lingkungan madrasah diniyah karena madrasah diniyah takmiliyah sejatinya merupakan anak kandung dari pesantren". Program ini sebagai upaya untuk memperkuat tafaqquh fiddin dikalangan guru madrasah diniyah.
"Guru diniyah juga harus merasa tertantang untuk menciptakan kreasi dan inovasi lain dalam penguasaan kitab kuning yang cocok dan sesuai dengan suasana pendidikan Madrasah Diniyah Takmiliyah” harap alumnus Pondok Pesantren Al Masthuriyah Sukabumi ini.
Kegiatan pembekalan yang dilaksanakan oleh Subdit Madrasah Diniyah Takmiliyah ini merupakan kegiatan lanjutan dari kegiatan penguatan tradisi kitab kuning di lingkungan Pendidikan Agama dan Keagamaan Islam yang dicanangkan oleh Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren.
Mamat S. Burhanuddin, Kasubdit Pendidikan Diniyah Takmiliyah disela-sela acara pembekalan tersebut mengatakan bahwa para guru akan mendapat tugas untuk membentuk semacam Kelompok Kerja Guru Madrasah Diniyah Takmiliyah (KKG-MDT) selepas mereka mondok di Al Falah untuk mendesiminasikan keterampilan dan kemampuan baca kitab kuning kepada kolega guru lainya di masing masing daerahnya.
Lebih lanjut disampaikan bahwa program penguatan pembelajaran kitab kuning akan ditingkatkan terus menerus dalam rangka mengembalikan ruh madrasah diniyah yang selama ini telah dirasakan manfaatnya dikalangan masyarakat. (Ruchman Basori)
EmoticonEmoticon